30 April 2011

Terjebak !

Suatu ketika tersebutlah seorang karyawan muda. Belum lama dia bekerja di salah satu bank swasta terkenal di Jakarta. Di sana dia bekerja di bagian yang suasana kerjanya cukup santai. Tak ada dateline untuk melakukan tugas demi tugasnya. Semua bisa dia pending. Jadi setiap hari dia dapat pulang 'teng-go' alias jam pulang langsung absen.

Setiap hari dia lakukan ini. Apalagi ditambah dengan akses internet yang didapatnya, jadi selama jam kerja dia browsing-browsing. Buka FB, twitter, donlot film, dll. Ah... Nikmatnya dia pikir.
Karena dia menerima gaji yang cukup besar dan bisa lakukan itu semua. Tidak seperti teman-teman satu angkatannya yang harus lembur, dll.


Nikmat bukan sepenggal kisah di atas? Bagaimana jika terjadi pada Anda? Uih.. Rebutan kali ya. Ingin sekali seperti karyawan itu. Termasuk saya... Hahahahahaha.

Tapi pasti banyak karyawan yang ingin kerjanya seperti itu. Gaji besar. Pekerjaan boleh dikata hampir tidak ada. Santai. Seperti kerja di rumah sendiri.

Tapi...
Tahukah Anda?
Bahwa semua itu sebenarnya pembodohan terhadap diri Anda.

28 April 2011

Apakah Anda Berbakat Menjadi Orang Kaya?

Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.

Maaf, judul bagian ini bukanlah iklan sebuah pelatihan untuk menjadikan anda orang kaya. Selain karena saya tidak memiliki program pelatihan semacam itu, saya juga tidak tahu bagaimana caranya membuat seseorang menjadi kaya. Sampai saat ini saya baru memiliki kesempatan untuk sama-sama mengajak merenungkan tentang bagaimana cara kita memandang kekayaan. Konon, dari hal sederhana semacam ini saja sudah bisa ketahuan apakah seseorang berbakat untuk menjadi manusia kaya atau tidak.

Saya baru selesai melakukan aktivitas di fitness center. Setelah membersihkan diri, saya menuju ke loby untuk menanti istri saya yang menjemput. Di loby itu terdapat sebuah kursi panjang yang bisa diduduki oleh tiga orang. Saya mendapati seorang Bapak tengah duduk disana. Setelah mengucapkan permisi, saya duduk disampingnya. Lalu membuka laptop kembali. ”Wah, kerja terus, nih….” beliau menyapa ramah begitu layar notebook saya menyala. Saya bilang, ”Sambil menunggu istri saya memjemput, Pak.” begitu saya menjawab.

”Bekerja dalam bidang apa?” lanjutnya. Sesaat kemudian beliau mengetahui kalau saya menjalani profesi sebagai penulis jika sedang tidak ada tugas untuk memfasilitasi program pelatihan.


”Oh, Anda seorang trainer, ya?”
Saya mengangguk. ”Jika Bapak lebih senang menyebutnya demikian….”
”Motivator, begitu?” orang ini menjadi semakin menyenangkan.
”Nah, kalau itu bukan…..” Saya bilang. ”Soalnya saya tidak tahu bagaimana cara memotivasi orang.” saya melanjutkan ”Saya sendiri masih sangat membutuhkan motivasi.”

26 April 2011

Bangkit atau Tidak, Itu adalah Pilihan

Saya pernah menonton film The Karate Kid" yang dibintangi oleh Jackie Chan dan Jaden Smith, putra aktor Hollywood Will Smith. Film ini menceritakan tentang kungfu.

Film ini terbilang sangat bagus karena di dalamnya terkandung pesan moral yang sangat berharga yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya sekadar adegan berkelahi.

Ada sebuah percakapan antara Jackie Chan (Han) dan Jaden Smith (Dre) dimana Jackie mengatakan lebih kurang seperti ini, "Life will knock us down, but we can choose whether we want to get back up or not."
Artinya hidup akan selalu menjatuhkan atau mengalahkan kita, tetapi kita bisa memilih apakah kita mau bangkit atau tidak. Ia mengatakan itu pada saat merenungi istri dan anaknya yang tewas akibat kecelakaan mobil. Dan Jaden telah memberinya pelajaran yang berharga.

Kalimat itu sungguh menggugah diri saya. Kadang kala hidup tidak adil kepada kita. Kadang hidup kelihatannya selalu mempermainkan kita, bahkan membuat kita terjatuh. Tetapi, kita bisa memilih untuk bangkit atau menyerah kalah. Bangkit atau tidak adalah pilihan yang kita buat!

Ketika kita jatuh dalam keterpurukan, kita bisa memilih untuk merasa menjadi korban dan menyalahkan hidup yang sungguh tidak adil. Konsekuensinya, kita tidak akan bisa mengubah apa pun karena kita telah mengembangkan sikap pasrah tanpa mau berbuat apa pun untuk memperbaikinya.

24 April 2011

Kisah Pemburu dan Peternak Domba

Dikisahkan, ada dua lelaki yang bertetangga. Lelaki pertama bekerja sebagai pemburu binatang dan memelihara beberapa anjing buas. Sedangkan seorang lagi bekerja sebagai petani dan memelihara puluhan domba.

Kegusaran petani peternak domba timbul ketika anjing-anjing pemburu milik tetangganya sering melompat pagar dan menyerang domba-dombanya hingga terluka parah. Petani tersebut sudah berusaha mengingatkan tetangganya agar merantai anjing-anjingnya dengan baik, tetapi sama sekali tidak ditanggapi. Petani itupun semakin gusar, lalu ia berusaha menemui seorang hakim di kota yang dikenal adil dan bijaksana dalam mengambil keputusan.


Hakim tersebut memberi 2 pilihan solusi, dan peternak domba itu setuju dengan solusi ke-2. Sesampai di rumah, petani itupun segera melaksanakannya. Ia memilih 3 anak domba terbaik, lalu menghadiahkan kepada ketiga anak tetangganya.

Ternyata pemberian tersebut diterima dengan suka cita. Sang pemburu dengan suka rela mengurung anjing-anjingnya agar tidak melukai ‘mainan' baru anak-anaknya. Sejak saat itu tak terjadi konflik diantara mereka, bahkan mereka semakin rukun dan sering berbagi.

Sepenggal kisah di atas menggambarkan betapa penting memengaruhi orang lain. Ada banyak cara untuk mempengaruhi orang lain. Salah satunya adalah melakukan kebaikan kepada orang lain. Karena memberi kebaikan kepada orang lain akan mendorong mereka untuk bersikap baik kepada kita. Hal ini juga dapat kita manfaatkan untuk mendapatkan keinginan kita.

22 April 2011

Rahasia Pensiun Muda, Kaya Raya, Dan Bahagia

Pensiun muda, kaya raya, dan bahagia adalah idaman setiap orang. Siapa yang mau kerja sampai tua tapi tetap miskin dan menderita? Ada orang yang setelah menetapkan goal mereka dapat mencapai goal itu dengan cukup mudah. Ada yang perlu kerja sedikit lebih keras… dan akhirnya berhasil. Namun ada juga yang telah bekerja sangat keras tetap belum bisa berhasil.

Sebenarnya apakah sulit untuk bisa pensiun muda, kaya raya, dan bahagia? Ah, nggak. Justru sangat mudah.

Jika memang sangat mudah mengapa banyak orang tidak bisa mencapainya? Nah, inilah alasannya saya menulis artikel ini.

Jawaban singkatnya sederhana sekali. Ini semua bergantung pada definisi sukses yang mereka tetapkan untuk diri mereka.

Lho, maksudnya?

Begini ya. Banyak orang tidak menetapkan secara sadar arti sukses bagi diri mereka. Umumnya orang, termasuk saya juga dulunya, mengadopsi sukses berdasarkan definisi atau kriteria orang lain. Itulah sebabnya bila kita bertanya kepada orang, “Apa yang ingin anda capai dalam hidup?”, mereka akan menjawab, “Sukses”. Kalau kita kejar lagi, “Sukses seperti apa?”, maka umumnya mereka akan menjawab, “Mencapai kebebasan waktu dan uang” atau “Pensiun dini”. Yang paling keren adalah jawaban, “Muda kaya raya, tua foya-foya, mati masuk surga”.

01 April 2011

Kisah 5 Orang ‘Bodoh’ yang Paling Sukses di Dunia

Orang sukses yang saya maksudkan di sini bukan mereka-mereka yang baru dapat seragam perusahaan lantas sudah menulis “dompet saya tebal” di status facebook mereka. Orang-orang sukses ini adalah mereka yang lebih banyak bertindak daripada berbicara dan lebih banyak berusaha daripada mengumbar..
Kesuksesaan orang-orang ini bukan dalam bentuk kebanggaan status sosial atau kebanggaan sebuah seragam, dan karena itu awal karir mereka dipenuhi orang-orang yang meledek mereka ‘bodoh’. Tapi orang-orang ini dengan sukses mengalahkan semua rintangan yang menghalangi mereka dari keberhasilan, dan tentunya keberhasilan mereka ini diikuti dengan nominal penghasilan yang gila-gilaan! Yang oleh kebanyakan orang hanya bisa didapatkan lewat mimpi.