24 Juni 2011

Mempercantik seserahan mempercantik laba ke kocek


Pernikahan selalu menjadi ladang rezeki bagi sebagian orang, termasuk pembuat seserahan dan mahar. Soalnya, banyak pasangan ingin hantaran mereka tampil dalam bentuk yang unik. Buntutnya, pembuat mahar bisa mengantongi pendapatan hingga Rp 50 juta sebulan.

Menikah menjadi dambaan bagi banyak orang. Hampir semua pasangan ingin momen pernikahan menjadi seuatu yang tak terlupakan sepanjang hidupnya. Makanya, ada yang mengusung pesta perkawinan mereka dengan tema-tema yang unik, yang betul-betul beda.

Termasuk dalam prosesi seserahan. Sebagian pasangan ingin hantaran mereka tak sekadar hantaran dari pihak pengantin laki-laki ke mempelai perempuan saja. Tapi seserahan yang punya bentuk dan tampilan yang benar-benar tidak biasa.

Dahulu, seserahan terutama dalam adat Jawa umumnya hanya berupa kain batik atau bahan kebaya, selendang, setagen putih, perhiasan, uang, dan aneka makanan seperti jenang, wajik, serta rengginang. Ditambah, gula, teh, dan buah-buahan. Semua seserahan itu dibungkus ala kadarnya saja.

Lain dulu, lain sekarang. Belakangan bentuk dan isi seserahan berubah. Dari segi bentuk, ada seserahan dengan tampilan menyerupai wujud bunga, masjid, kapal atau sesuai kesepakatan kedua calon pengantin.

Bagi calon pengantin yang tidak mau repot dengan urusan membuat seserahan, mereka tinggal menyerahkan kepada ahlinya. Soal tema, tentu terserah mereka berdua atau bisa juga memilih konsep atau ide yang ditawarkan orang-orang yang menawarkan jasa membuat seserahan.

Misalnya, Anda yang ingin membuat seserahan bisa datang ke Nia Febriana, pemilik Griya Souvenia di daerah Tanjung Barat, Jakarta Selatan.

Nia memulai usaha ini sejak tahun 2006. Karena pesanan dari berbagai kota semakin banyak, dia membuka cabang di Palembang, Sumatra Selatan. "Bisnis ini sangat cerah karena momen pernikahan akan selalu ada," ujar dia.

Dalam mendesain seserahan untuk pernikahan, Nia menawarkan tema-tema yang unik. "Kami mencari konsumen yang peduli pada momen-momen spesialnya," katanya. Keahlian membuat seserahan, dia peroleh dari orang tuanya yang memiliki usaha jasa pernikahan. Nia memasang tarif jasa membuat seserahan mulai dari harga Rp 45.000 hingga Rp 125.000 per produk.

Griya Souvenia tidak hanya melayani pembuatan seserahan saja, tetapi juga mahar atau mas kawin. Ia mendesain mahar berupa uang tunai dengan tambahan bunga dan pernak-pernik lain sehingga tampak kreatif. Untuk jasa yang satu ini, ia mematok tarif sebesar Rp 125.000 per mahar.

Dalam sebulan, Nia bisa memperoleh klien minimal 10 orang. Untuk satu klien biasanya memesan sekitar
5 hingga 15 kotak seserahan termasuk mahar. Kliennya tidak hanya orang biasa, tapi juga dari keluarga pengusaha, pejabat tinggi, hingga publik figur.

Selain Nia, ada Frieda Suwignyo yang juga menekuni usaha seserahan dan mahar. Dia membuka bengkel produksi di komplek perumahan Pertamina Pondok Ranji, Bekasi sejak dua tahun yang lalu.
 
Awalnya, Frieda membuat hantaran untuk pernikahan anaknya. Ternyata, banyak orang yang menyenangi bentuk seserahan itu. Alhasil, Frieda memutuskan untuk membuka binis ini.

Dalam menekuni usaha seserahan dan mahar, Frieda tidak menyediakan isi. Dia hanya membuat seserahan sesuai dengan tema yang kliennya inginkan. Soal isi hantaran, semuanya berasal dari para pemesan.

Ada berbagai tema seserahan dan mahar yang ditawarkan Frieda. Mulai dari tema romantis, seperti bunga hingga yang lucu-lucu semisal binatang.

Agar bisa memberikan kesan yang eksklusif, Frieda mendesain seserahan yang berbeda untuk setiap klien, meskipun temanya mungkin sama.

Untuk satu kotak seserahan, Frieda mengutip tarif sebesar Rp 50.000. Sedangkan untuk mahar, tarifnyamulai Rp 50.000-Rp 150.000. Tarif pembuatan mahar lebih mahal lagi kalau menggunakan pigura.

Biasanya, pesanan seserahan yang masuk ke Frieda lebih banyak ketimbang mahar. Dalam sebulan, ia bisa membuat 20 kotak seserahan dan mahar dari tiga pernikahan. "Saya kerja sendiri agar kualitas terjamin," kata Frieda yang memasarkan jasa lewat brosur, spanduk, dan juga internet.

Ratna Endah Winarti juga memulai usaha seserahan dari iseng sambil menunggu waktu wisuda sekitar 20 tahun yang lalu. Ternyata, model-model yang ia buat menarik perhatian banyak orang. Permintaan pun mengalir.

Dari awalnya iseng, Nana, begitu Ratna Endah Winarti dipanggil, akhirnya serius menekuni usaha ini. Bahkan, ia rela meninggalkan pekerjaannya sebagai notaris.

Dalam seminggu, Nana yang memiliki workshop di Jalan Namburan Lor No. 54 Yogyakarta rata-rata menerima 10 pesanan seserahan. Tak hanya dari kalangan masyarakat biasa, ada juga calon pengantin dari keluarga keraton Pakualaman yang datang kepadanya.

Nana mematok tarif antara Rp 40.000 hingga Rp 60.000 per produk. "Saya hanya merangkai, bahan baku semuanya dari konsumen," ujar ibu dua putra ini.

Selain seserahan, Nana juga menerima pesanan pembuatan mahar berupa uang yang ia rangkai menjadi bentuk masjid, wayang, atau kereta kencana. Karena cukup rumit, proses pembuatannya cukup lama antara dua hingga empat minggu. Dari jasa membuat seserahan dan mahar, Nana bisa memperoleh omzet hingga Rp 50 juta per bulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar